Daftar Blog Saya

Cari Blog Ini

Rabu, 05 Oktober 2011


Sajak kesekian untuk Venny

Memori kembali terbuka, memori yang rekah penuh luka 
kini kembali terbuka bersama siang yang datang tanpa kabar 
dengan sebuah surat singkat yang menyayat dan suara 
yang penuh dengan diktat-diktat keangkuhan

tidakkah ingat tentang janji yang kau tanam setiap 
pagi di halaman rumahku, yang kau sirami dengan senyum. 
Kau pupuk dengan kecup dan peluk yang takhluk.

Mungkinkah bibir hanya tabir, yang mudah kau ukir, 
Seperti kaum fakir yang tak pernah diikutkan dalam 
pesta megah para tuan tanah, yang melimpah-ruah makanan 
di mana-mana, sedangkan di sampingnya para tetangga 
memegang perut hampir semaput karena beberapa 
hari tak ada makanan yang bisa disambut.

Ataukah kau sama seperti penguasa beberapa tahun yang silam, 
atas nama kemanusiaan menyiksa para tahanan dengan kejam, 
sehingga luka dan nyawa sebagai permainan sandiwara.

Sekali lagi, sepenggal kerinduan yang kupunya 
telah kau rampas dan kau ganti dengan airmata, 
menyisakan gersang, dan sepasang kisah menyakitkan

dan kini benih di halaman rumahku telah tumbuh menjadi 
pohon yang tajam seperti belati yang siap menyayat hati 
ketika aku membangun istana rindu untukmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar